Jumat, 13 Maret 2009

Pendidikan Inklusif di SD Isriati

SEMARANG - SD Isriati kini menyediakan pendidikan inklusif atau pendidikan khusus bagi anak didiknya. Pendidikan itu khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, biasa, dan di bawah rata-rata. Khusus bagi anak dengan kemampuan di atas rata-rata, SD Isriati memiliki program akselerasi yang telah diterapkan sejak lama.
Sementara untuk siswa biasa dinamakan program reguler. Adapun program bagi anak didik dengan IQ di bawah rata-rata disebut program khusus (inklusif).
Kepala SD Isriati Semarang, Sunoto mengatakan, pola pendidikan inklusif itu dilatarbelakangi karena anak mengalami kesulitan belajar (IQ di bawah rata-rata) yang belum sepenuhnya mendapat perhatian optimal.
Selama ini, lanjut dia, anak-anak tersebut kesulitan belajar di sekolah reguler lantaran tidak ada layanan khusus bagi mereka. Akibatnya, tak jarang mereka yang berpotensi besar untuk tinggal kelas yang akhirnya anak itu putus sekolah. Padahal, dengan layanan pendidikan yang tepat, diharapkan dapat dikembangkan potensi anak secara optimal.
"Soal rumor anak di bawah rata-rata selalu tinggal kelas, maka dengan program itu kami berharap mereka bisa naik kelas," paparnya.
Pendidikan inklusif yang telah diterapkan lama di SD Isriati Semarang banyak mendapatkan perhatian. Antara lain, datang dari Dinas Pendidikan, anggota DPRD, dan Bappeda dari berbagai daerah di Jateng.
Seperti tertuang dalam Keputusan Mendikbud Nomor 002/U/1986 tentang Pendidikan Terpadu bagi Anak Cacat. Pada Bab I Pasal 1 disebutkan, pendidikan terpadu adalah model penyelenggaraan program pendidikan bagi anak-anak cacat yang diselenggarakan bersama anak normal di lembaga pendidikan umum dengan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar