Jumat, 13 Maret 2009

Buta Huruf Sebabkan Kemiskinan

PATI - Makna hari aksara adalah mendorong peningkatan kesadaran dan tekad pemberantasan buta huruf. Hal tersebut, mengingat buta huruf merupakan penyebab utama kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan masyarakat.
Gubernur Jateng H Mardiyanto menegaskan hal tersebut dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wagub H Ali Mufiz MPA pada peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Jawa Tengah, di Alun-alun Simpanglima Pati, kemarin.
Keprihatinan tersebut, lanjut dia, menjadi pengakuan dunia bahwa pemberantasan buta huruf melalui pendidikan nonformal merupakan bagian integral dari sistem pendidikan.
Oleh karena itu, peringatan HAI yang tiap tahun dilakukan hendaknya semakin mampu meningkatkan kesadaran dan tekad pemberantasan buta huruf yang masih banyak dialami lapisan masyarakat dunia. Tidak terkecuali di Jawa Tengah, karena sampai dengan 2004 masih terdapat sekitar 724.000 orang yang buta huruf berusia 10-40 tahun.
Di Indonesia, masalah pendidikan nonformal telah dipertegas dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), yang menyatakan pendidikan nasional dilaksanakan melalui jalur formal, nonformal, dan informal.
Ditetapkannya UU tersebut, adalah sejalan dengan dinamika globalisasi dunia pendidikan yang dihadapkan pada berbagai tantangan besar. Tantangan dimaksud, yaitu dituntut mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkemampuan tinggi dalam persaingan pasar kerja global. ''Seiiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka diperlukan perubahan dan penyesuaian SPN,'' ujarnya.
Posisi sama
Hal tersebut, untuk mencapai terwujudnya proses pendidikan yang lebih demokratis dan memperhatikan keberagaman kebutuhan maupun keadaan daerah, serta mendorong partisipasi masyarakat.
Untuk memujudkan proses pendidikan dimaksud, maka jalur pendidikan nonformal ditempatkan pada posisi sama dengan jalur pendidikan formal dalam penguatan SDM yang berkualitas.
Di Jawa Tengah, kini tercatat sekitar 283 unit PKBM yang perkembangannya ke depan dapat dibentuk di setiap kecamatan yang ada. Hal itu untuk percepatan pelayanan pembelajaran kepada masyarakat bersama-sama dengan berbagai lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pusat kegiatan wanita, sentra pemberdayaan pemuda, dan kelompok pembelajaran swadaya masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub menyerahkan piagam penghargaan kepada para juara lomba yang diselenggarakan untuk memperingati Ke-39 HAI di Jawa Tengah. Di antaranya kepada Bupati Purbalingga, Drs Triyono Budi Sasongko MSi karena peran sertanya dalam mendukung program pengembangan bidang pendidikan luar sekolah (PLS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar