Jumat, 06 Maret 2009

Biaya Kuliah di 2009 Mungkin Dinaikkan

BANDUNG, SENIN- Sejumlah perguruan tinggi negeri di Bandung mengisyaratkan bakal menaikkan biaya kuliah di tahun 2009 mendatang, meski instruksi Direktorat Pendidikan Tinggi justru meminta hal sebaliknya. Tekanan inflasi dan berbagai kenaikan harga menjadi pemicu.
Institut Teknologi Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berencana menaikkan biaya kuliah. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik ITB Prof Adang Surahman, Senin (3/11), perguruan tinggi tiap tahun kesulitan menyesuaikan dengan tekanan inflasi. "Saya kira wajar tiap tahun itu (biaya kuliah) disesuaikan dengan inflasi," ucapnya.
Kemungkinan besaranya kenaikan biaya kuliah ini adalah 10 persen dari angka biaya pengembangan pendidikan (BPP) Rp 2,5 juta per semester saat ini. Menurut Adang, seperti yang umumnya terjadi di kampus lain, kenaikan biaya kuliah khusus akan diterapkan bagi mahasiswa baru. "Sehingga, tiap angkatan akan berbeda," ujarnya.
Tanpa penyesuaian biaya, ucapnya, akan sulit bagi perguruan tinggi untuk mengejar mutu. "Kalau turun (biaya), kualitas layanan juga akan ikut turun dong. Ini kan tidak bisa terjadi," tuturnya kemudian.
Kenaikan, mungkin juga dilakukan melalui jalur khusus atau Ujian Saringan Masuk (USM) ITB. Namun, kenaikan ini baru bisa dipastikan setelah ada rapat Majelis Wali Amanah (MWA).
Rencana kenaikan biaya kuliah sempat terlontar pula di Universitas Pendidikan Indonesia, mengingat sudah tiga tahun terakhir tidak ada penyesuaian biaya sumbangan pengembangan pendidikan (SPP). Apalagi, universitas ini kini memiliki aset gedung baru senilai Rp 420 miliar yang tentunya membutuhkan biaya operasional tinggi.
Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof Sunaryo Kartadinata tidak berani tegas menjawab soal kemungkinan kenaikan SPP ini. "Di tahun 2009 kami masih berasumsi untuk pakai besaran SPP yang sama di tahun ini. Tetapi, sekali lagi ini masih sekedar asumsi," ujarnya dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.
Naikkan subsidi
Berbeda dengan kedua perguruan tinggi negeri ini, Universitas Padjadjaran berani optimis tidak menaikkan SPP. Sebab, perguruan tinggi ini telah lebih dulu melakukan penyesuaian biaya pengembangan pendidikan (BPP) tahun ini. Jika dulu mahasiswa rata-rata membayar Rp 600 ribu Rp 1,5 juta per semester, kini BPP menjadi dipukul rata Rp 2 juta untuk seluruh mahasiswa baru segala jurusan.
Padahal, Direktorat Jendral Dikti Depdiknas sebelumnya telah menginstruksikan tiap-tiap perguruan tinggi negeri agar tidak menaikkan biaya kuliah di 2009 mendatang. Sebagai gantinya, pemerintah akan meningkatkan plafon subsidi yang biasa diberikan ke universitas tiap tahunnya. Ini menyusul kepastian naiknya anggaran pendidikan menjadi 20 persen di 2009 mendatang ( Kompas, 26 September 2008).
Namun, seperti yang diungkapkan Sunaryo, perguruan tinggi negeri justru belum mengetahui berapa besar plafon kenaikan itu. Padahal, menurut Ketua Senat UPI Endang Soemantri, perguruan tinggi berstatus BHMN (badan hukum milik negara) seperti UPI, saat ini masih mengandalkan subsidi pemerintah dan tutition fee (dana mahasiswa) untuk operasional kuliah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar