Jumat, 13 Maret 2009

Interaktif, Optimalkan PAUD

SEMARANG - Kata kunci dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah interaktif. Semua anak diberi kebebasan memilih mau belajar dengan tema yang disiapkan.

Anggota Bidang Organisasi Himpunan Pendidik dan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Jawa Tengah, Mursyid MAg, mengemukakan hal itu, beberapa hari lalu.

Pengelola PAUD Masjid Al-Azhar Semarang itu menyatakan pengoptimalan pembelajaran PAUD harus melalui dialog yang menyenangkan. "Karena itu syarat pertama jadi guru PAUD harus menyenangi anak-anak. Sebab, mereka dituntut bisa membangun dialog dengan anak secara menyenangkan,î ujarnya.

Sekretaris Jurusan Tadris/MIPA Fakultas Tarrbiyah IAIN Walisongo Semarang itu menuturkan guru PAUD harus bisa jadi pengganti orang tua anak di sekolah. Selain menyenangi anak, mereka harus disenangi anak-anak. Karena itu, mereka mesti memahami dunia anak-anak.

"Tanpa itu, pendidikan tak bisa optimal. Anak tak akan menemukan dunianya dan akhirnya tak bisa mengembangkan potensi."

Guru juga tak boleh memaksa anak melakukan sesuatu. Guru semestinya menawarkan salah satu tema setelah menjalin kesepakatan dengan anak. Jadi setelah anak memilih tema, guru tinggal membimbing dan mengarahkan agar potensi anak tersalur dengan baik.
Berpusat pada Anak
Intinya, ujar dia, pembelajaran anak usia dini berpusat pada anak. Anak jadi subjek pendidikan, bukan objek. Bagaimana kecenderungan anak, ke sanalah guru membimbing dan mengarahkan.

Dia menuturkan ada dua prinsip dasar yang jadi acuan mendidik anak usia dini. Pertama, pembiasaan yang meliputi moral, agama, dan emosi. "Guru dituntut membiasakan anak. Jadi kelak setelah dewasa, ketiga hal itu sudah jadi kebiasan yang tak terpisahkan dalam kehidupan mereka."

Kedua, kemampuan dasar yang meliputi kognitif (pengetahuan), fisik motorik, seni, dan bahasa. Dalam prinsip ini, guru dituntut mendorong semua kemampuan dasar anak berkembang optimal.

Usia emas bagi pendidikan anak 0-18 tahun. Karena itu, jika pada usia tersebut anak dididik secara benar, kelak lebih siap menerima pendidikan tingkat lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar