Jumat, 13 Maret 2009

Basket Usia Dini harus Gunakan Teknik Mini Basket

SEMARANG, SABTU - Pendidikan olahraga bola basket untuk anak usia dini seharusnya menggunakan peraturan dan teknik mini basket yang khusus untuk anak. Penerapan peraturan senior basket untuk anak menyebabkan anak tidak menikmati permainan bola basket.
"Meskipun sudah ada peraturan khusus untuk basket anak, masih banyak pelatih yang tidak menggunakannya. Mayoritas lebih memilih menggunakan aturan standar basket yang biasa digunakan pemain profesional," kata pelatih basket senior Danny Kosasih seusai membawakan seminar bertema Teknik dan Strategi Bola Basket Bagi Usia Dini di Kota Semarang, Sabtu (24/1).
Danny yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Kepelatihan Pengurus Daerah Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jabar ini mengungkapkan, permainan basket untuk anak dibagi atas beberapa kategori, yaitu mini basket (sampai 12 tahun), cadet basket (sampai 16 tahun), dan junior basket (sampai 18 tahun). Masing-masing kategori memiliki aturan dan teknik yang berbeda.
Untuk mini basket misalnya, tinggi tiang basket yang digunakan 2,65 meter, bukan 3,05 meter seperti tinggi tiang standar profesional. Demikian juga untuk ukuran bola, jika pemain profesional menggunakan bola ukuran 7, mini basket menggunakan ukuran 5, sedangkan cadet basket menggunakan ukuran 6.
Lebih dari itu, Danny menyebutkan, mini basket tidak hanya berbicara soal perbedaan teknik. Semangat dari permainan mini basket pun berbeda dengan senior basket. Dalam mini basket, dasarnya adalah pendidikan karakter dan bersifat menyenangkan.
Dalam mini basket, semua adalah pemenang. Karena itu seharusnya tidak ada kejuaraan basket untuk anak tingkat SD atau SMP, yang ada hanya jambore. "Pertandingan berpotensi merusak karakter anak karena anak dituntut untuk menang saja," ujar Danny.
Dalam mini basket, Danny menekankan pentingnya proses yang terjadi ketika anak bermain. Pendidikan basket untuk anak usia dini merupakan wadah untuk menanamkan fundamental permainan basket yang benar. Namun, tetap dengan peraturan yang lebih sederhana ketimbang senior basket.
"Prinsipnya, mini basket itu bermain, tidak melelahkan, kompetitif (bukan dalam pertandingan), semua bermain, peraturan sederhana, mengedepankan etika dan fairplay, serta menyenangkan," ujar Danny.
Selama ini, sedikitnya pihak yang menggunakan mini basket untuk anak usia dini menurut Danny disebabkan oleh tuntutan institusi akan prestasi yang harus diraih anak. Selain itu, kurangnya sosialisasi dari Perbasi juga turut andil, sehingga belum banyak pelatih basket yang memahami pendidikan basket khusus untuk anak.
Guru olahraga SMP Negeri 3 Demak Junaedi mengakui selama ini menggunakan standar permainan basket senior. Dia juga mengatakan belulm lama mengetahui perihal teknik dan aturan mini basket.
"Kami kesulitan menerapkan mini basket, karena sekolah menuntut anak-anak untuk berprestasi. Selain itu, kami juga harus menyesuaikan kurikulum," ujar Junaedi. (UTI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar